Pengalamanku News - CEO BlackBerry yang baru pada Senin menepis rumor mengenai kebangkrutan perusahaan produsen smartphone itu, berjanji bahwa perusahaannya akan kembali bangkit dan “tetap bertahan.”

‘Laporan mengenai kebangkrutan kami itu sangat berlebihan,” kata John Chen, yang ditunjuk sebagai CEO sementara bulan lalu, dalam sebuah surat terbuka kepada pelanggan.

“Kami masih ada, terima kasih.”


perusahaan yang berbasis di Waterloo, Ontario, membantu menciptakan sebuah budaya pengguna seluler yang selalu melekat dengan smartphone, namun kehilangan kejayaannya saat banyak orang beralih pada iPhone atau perangkat yang menggunakan perangkat lunak Android dari Google.

BlackBerry masih memiliki 70 juta pelanggan di seluruh dunia, namun sebagian besar dari mereka menggunakan ponsel yang sudah lama, dengan ponsel yang baru di platform BlackBerry 10 gagal menarik perhatian.

Pada September, BlackBerry mengumumkan bahwa perusahaannya memberhentikan 4.500 staf - sepertiga dari tenaga kerjanya di seluruh dunia - setelah mengalami kerugian sebesar 965 juta dolar AS (sekitar Rp10,7 triliun) dalam kuartal terakhirnya.

Dua bulan kemudian, perusahaan tersebut mencari satu rekan dan menolak sebuah perjanjian dengan pemegang saham terbesarnya Fairfax Financial yang akan memprivatisasi perusahaan itu, menuai spekulasi yang merajalela mengenai masa depannya.

“Tanda ‘dijual’nya sudah dicopot dan kami akan bertahan,” kata Chen, menambahkan: “Kami kembali ke warisan dan akar kami - memberikan solusi yang kualitasnya sama dengan perusahaan dan dari awal hingga akhir.”

Dalam surat terbukanya, dia mengatakan BlackBerry berkomitmen pada ponsel, layanan pesan dan operator yang mengelola alat-alat seluler untuk perusahaan-perusahaan.

Posting Komentar Blogger

Usahakan anda berkomentar sesuai topik diatas, dan berkomentarlah menggunakan bahasa Indonesia yang baku tanpa singkatan, dan berkomentarlah menggunakan kata yang sopan.

 
Top